JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Tommy.
- Carut marut tentang silang pendapat para menteri soal Perpres 86 yang menjadi acuan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), akhirnya mencapai kata sepakat.
Menteri perekonomian Hatta Rajasa, mengatakan semua sepakat dan menyadari akan pentingnya kawasan strategis Jembatan Selat Sunda. Kita memikirkan ekonomi kita 10-20 tahun ke depan. Saat ini, begitu ada gangguan sedikit saja, truk-truk bisa mengantre hingga sepuluh kilometer.
Menurutnya, keberadaan Jembatan Selat Sunda ini sangat strategis, tidak hanya bagi dua pulau ini saja, tapi dalam artian ekonomi seluruh Indonesia. Oleh sebab itu maka kita bertekad untuk tetap konsisten agar bisa semaksimal mungkin ground breaking tetap dilakukan pada 2014.
"Kita selalu mencermati semua masukan. Tidak hanya Menteri Keuangan, tapi seluruh masukan," kata Hatta. Karena memang diatur dalam Perpres 86 pasal 7, Dewan Pengarahlah yang menetapkan kebijakan, arah dan struktur pengembangan kawasan strategis. Termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan memfasilitasi dan mengoordinasikan pengendalian proyek serta memberikan petunjuk kegiatan.
Soal revisi Perpres 86 seperti yang di kemukakan menteri keuangan Agus Martowardoyo, Hatta Radjasa, justru balik bertanya, apanya yang harus direvisi? Perpres 86 itu isinya memberi mandat kepada Dewan Pengarah untuk merumuskan. Jadi semua masukan itu ditampung di Dewan Pengarah. Nanti Dewan Pengarah yang menentukan.
Sebelumnya, Senin 23/07/2012 lalu telah dibahas di ruang rapat kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Meja dengan papan nama menteri yang diundang untuk membahas pembangunan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) itu.
Sekitar pukul 06.00 WIB, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto hadir pertama. Setengah jam kemudian, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo tiba. Disusul Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri PPN/Bappenas Armida Alisjahbana dan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Saat membuka rapat pukul 07.00 WIB, Menko Perekonomian Hatta Rajasa langsung berujar “Masalah ini tidak selesai-selesai, sekarang mau diselesaikan.” Ia tampaknya tak ingin polemik tentang pembangunan jembatan penghubung Jawa-Sumatera ini berlarut. Dan akhirnya memang di dapat kata sepakat.
By: Tommy.
- Carut marut tentang silang pendapat para menteri soal Perpres 86 yang menjadi acuan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), akhirnya mencapai kata sepakat.
Menteri perekonomian Hatta Rajasa, mengatakan semua sepakat dan menyadari akan pentingnya kawasan strategis Jembatan Selat Sunda. Kita memikirkan ekonomi kita 10-20 tahun ke depan. Saat ini, begitu ada gangguan sedikit saja, truk-truk bisa mengantre hingga sepuluh kilometer.
Menurutnya, keberadaan Jembatan Selat Sunda ini sangat strategis, tidak hanya bagi dua pulau ini saja, tapi dalam artian ekonomi seluruh Indonesia. Oleh sebab itu maka kita bertekad untuk tetap konsisten agar bisa semaksimal mungkin ground breaking tetap dilakukan pada 2014.
"Kita selalu mencermati semua masukan. Tidak hanya Menteri Keuangan, tapi seluruh masukan," kata Hatta. Karena memang diatur dalam Perpres 86 pasal 7, Dewan Pengarahlah yang menetapkan kebijakan, arah dan struktur pengembangan kawasan strategis. Termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan memfasilitasi dan mengoordinasikan pengendalian proyek serta memberikan petunjuk kegiatan.
Soal revisi Perpres 86 seperti yang di kemukakan menteri keuangan Agus Martowardoyo, Hatta Radjasa, justru balik bertanya, apanya yang harus direvisi? Perpres 86 itu isinya memberi mandat kepada Dewan Pengarah untuk merumuskan. Jadi semua masukan itu ditampung di Dewan Pengarah. Nanti Dewan Pengarah yang menentukan.
Sebelumnya, Senin 23/07/2012 lalu telah dibahas di ruang rapat kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Meja dengan papan nama menteri yang diundang untuk membahas pembangunan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) itu.
Sekitar pukul 06.00 WIB, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto hadir pertama. Setengah jam kemudian, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo tiba. Disusul Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri PPN/Bappenas Armida Alisjahbana dan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Saat membuka rapat pukul 07.00 WIB, Menko Perekonomian Hatta Rajasa langsung berujar “Masalah ini tidak selesai-selesai, sekarang mau diselesaikan.” Ia tampaknya tak ingin polemik tentang pembangunan jembatan penghubung Jawa-Sumatera ini berlarut. Dan akhirnya memang di dapat kata sepakat.

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !