GENT, TRIBUNEKOMPAS.
By: Alex.
- Jamur pemakan kulit mengancam populasi salamander api di Belanda. Jamur mematikan ini diduga mendorong kepunahan salamander di negeri itu, meski belum diketahui dampaknya terhadap salamander di wilayah lain.
Sebuah tim ilmuwan internasional berhasil mengisolasi jamur itu setelah menganalisis seekor salamander yang mati. Jamur yang spesifik menyerang salamander itu bernama Batrachochytrium salamandrivorans yang berarti "pemakan salamander".
Ancaman jamur pemakan kulit tidak bisa diabaikan begitu saja. Batrachochytrium dendrobatidis (Bd), kerabat dekat jamur pemakan kulit salamander, telah mengancam lebih dari 200 spesies reptil di seluruh dunia.
An Martel, anggota tim ilmuwan dari University of Ghent di Belgia, mengatakan amfibi sebenarnya bisa hidup bersimbiosis dengan jamur Bd di sejumlah wilayah, termasuk Eropa utara.
"Namun jamur jenis baru ini menyebabkan kematian populasi amfibi yang sebelumnya tidak ada masalah dengan Bd," kata Martel, seperti dikutip BBC, Rabu, 4 September 2013.
B. salamandrivorans, yang menyerang kulit salamander--bagian vital bagi amfibi, diyakini menyebar lewat kontak langsung dengan hewan yang sudah terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Jamur patogen ini mampu bertahan hidup di air dalam periode singkat.
"Sekali terinfeksi jamur ini, kulit salamander akan rusak," ujar Martel.
Salamander api, dikenali lewat tubuhnya yang berwarna hitam dan kuning terang, masuk ke dalam daftar 10 hewan dengan populasi terendah akibat serangan jamur. Hewan-hewan yang populasinya merosot langsung dilarikan ke penangkaran untuk diselamatkan.
Selain mengembangbiakkan salamander dan spesies yang terancam lainnya, tim ilmuwan juga mengembangkan program perawatan di penangkaran. Tim akan melepasliarkan salamander dari penangkaran begitu angka populasinya kembali normal.
By: Alex.
- Jamur pemakan kulit mengancam populasi salamander api di Belanda. Jamur mematikan ini diduga mendorong kepunahan salamander di negeri itu, meski belum diketahui dampaknya terhadap salamander di wilayah lain.
Sebuah tim ilmuwan internasional berhasil mengisolasi jamur itu setelah menganalisis seekor salamander yang mati. Jamur yang spesifik menyerang salamander itu bernama Batrachochytrium salamandrivorans yang berarti "pemakan salamander".
Ancaman jamur pemakan kulit tidak bisa diabaikan begitu saja. Batrachochytrium dendrobatidis (Bd), kerabat dekat jamur pemakan kulit salamander, telah mengancam lebih dari 200 spesies reptil di seluruh dunia.
An Martel, anggota tim ilmuwan dari University of Ghent di Belgia, mengatakan amfibi sebenarnya bisa hidup bersimbiosis dengan jamur Bd di sejumlah wilayah, termasuk Eropa utara.
"Namun jamur jenis baru ini menyebabkan kematian populasi amfibi yang sebelumnya tidak ada masalah dengan Bd," kata Martel, seperti dikutip BBC, Rabu, 4 September 2013.
B. salamandrivorans, yang menyerang kulit salamander--bagian vital bagi amfibi, diyakini menyebar lewat kontak langsung dengan hewan yang sudah terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Jamur patogen ini mampu bertahan hidup di air dalam periode singkat.
"Sekali terinfeksi jamur ini, kulit salamander akan rusak," ujar Martel.
Salamander api, dikenali lewat tubuhnya yang berwarna hitam dan kuning terang, masuk ke dalam daftar 10 hewan dengan populasi terendah akibat serangan jamur. Hewan-hewan yang populasinya merosot langsung dilarikan ke penangkaran untuk diselamatkan.
Selain mengembangbiakkan salamander dan spesies yang terancam lainnya, tim ilmuwan juga mengembangkan program perawatan di penangkaran. Tim akan melepasliarkan salamander dari penangkaran begitu angka populasinya kembali normal.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !