JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Alex.
- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku setuju jika Panglima TNI yang baru, Jenderal Moeldoko, punya keinginan membentuk tim khusus anti-teror di TNI.
Seperti diketahui, Komando Pasukan Khusus (Angkatan Darat) punya Satuan 81/Gultor, Korps Pasukan Khas (Angkatan Udara) punya Detasemen Bravo 90, dan Komando Marinir (Angkatan Laut) punya Detasemen Jala Mengkara. "Ini untuk operasional ya, jadi silakan saja," kata Purnomo kepada wartawan saat ditemui di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 3 September 2013.
Sebab selain Polri, dia melanjutkan, TNI juga punya tugas mengatasi ancaman terorisme. Purnomo juga menyebut pembagian tugas antara tim anti-teror Polri dan TNI cukup jelas. Sebagai contoh jika terjadi aksi teroris di luar jangkauan kemampuan Polri, atau Polri meminta bantuan, maka tim anti-teror TNI akan diturunkan.
"Misal perampokan bank di Medan berkembang isu dilakukan kelompok teror dan masuk hutan, ya pasukan TNI yang masuk," kata Purnomo. "Oleh karena itu, TNI selalu berlatih untuk atasi terorisme."
Contoh lain pentingnya tim anti-teror TNI adalah saat pembebasan awak Kapal Motor Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia, Mei 2011. Saat itu, Purnomo melanjutkan, TNI mengirimkan tim dengan dua kapal Fregart, dan satu kapal landing platform dock. "Walhasil misi pembebasan sukses, empat perompak dilumpuhkan."
Sebelumnya, usai dilantik oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan akan membentuk pasukan khusus antiteror. TNI akan membentuk tim yang sama dengan Polri Densus 88 Antriteror untuk turut memberantas aksi teror.
Soal bentuk tim, Moeldoko masih merahasiakan. "Apakah bentuknya Task Force atau gabungan dari Angkatan Darat, Laut, Udara, yang setiap saat dapat melaksanakan tugas itu, masih saya pikirkan."
By: Alex.
- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku setuju jika Panglima TNI yang baru, Jenderal Moeldoko, punya keinginan membentuk tim khusus anti-teror di TNI.
Seperti diketahui, Komando Pasukan Khusus (Angkatan Darat) punya Satuan 81/Gultor, Korps Pasukan Khas (Angkatan Udara) punya Detasemen Bravo 90, dan Komando Marinir (Angkatan Laut) punya Detasemen Jala Mengkara. "Ini untuk operasional ya, jadi silakan saja," kata Purnomo kepada wartawan saat ditemui di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 3 September 2013.
Sebab selain Polri, dia melanjutkan, TNI juga punya tugas mengatasi ancaman terorisme. Purnomo juga menyebut pembagian tugas antara tim anti-teror Polri dan TNI cukup jelas. Sebagai contoh jika terjadi aksi teroris di luar jangkauan kemampuan Polri, atau Polri meminta bantuan, maka tim anti-teror TNI akan diturunkan.
"Misal perampokan bank di Medan berkembang isu dilakukan kelompok teror dan masuk hutan, ya pasukan TNI yang masuk," kata Purnomo. "Oleh karena itu, TNI selalu berlatih untuk atasi terorisme."
Contoh lain pentingnya tim anti-teror TNI adalah saat pembebasan awak Kapal Motor Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia, Mei 2011. Saat itu, Purnomo melanjutkan, TNI mengirimkan tim dengan dua kapal Fregart, dan satu kapal landing platform dock. "Walhasil misi pembebasan sukses, empat perompak dilumpuhkan."
Sebelumnya, usai dilantik oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan akan membentuk pasukan khusus antiteror. TNI akan membentuk tim yang sama dengan Polri Densus 88 Antriteror untuk turut memberantas aksi teror.
Soal bentuk tim, Moeldoko masih merahasiakan. "Apakah bentuknya Task Force atau gabungan dari Angkatan Darat, Laut, Udara, yang setiap saat dapat melaksanakan tugas itu, masih saya pikirkan."
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !