BOGOR, (Tribunekompaas)
By: Hasibuan.
- Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengungkapkan, para menteri dan wakil menteri kabinet hasil perombakan akan dilantik pada 19 Oktober 2011. "Pengumuman tentu sebelumnya. Semua tergantung proses pemanggilan calon menteri," kata Julian di halaman kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, kemarin.
"Pengumuman dan pelantikan tak akan melewati tanggal 20 Oktober 2011," Julian menegaskan.
Jika melihat jadwal kepresidenan, Yudhoyono pada Senin dan Selasa akan berangkat ke Yogyakarta menghadiri resepsi pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Yogyakarta. Ada kemungkinan pengumuman hasil perombakan kabinet (reshuffle) dilakukan setelah Presiden pulang dari Yogyakarta.
Julian belum bisa memastikan bakal adanya perubahan mekanisme pemanggilan menteri terkait dengan padatnya jadwal Presiden. Misalnya, para calon menteri tak jadi dipanggil Presiden. "Soal itu, lihat nanti. Saya tidak bisa mendahului," ujarnya.
Sampai kemarin, Presiden masih memanggil calon wakil menteri. Adapun para calon menteri belum dipanggil. Para wakil menteri yang dipanggil antara lain Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara Mahmudin Yasin. Bayu digeser sebagai Wakil Menteri Perdagangan menggantikan Mahendra Siregar, yang menjadi Wakil Menteri Keuangan. Posisi Bayu digantikan Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan.
Julian menjelaskan, Kementerian Keuangan kini memiliki dua wakil, yakni Anny Ratnawati dan Mahendra. Menurut dia, penambahan dua kursi wakil menteri ini untuk membantu kinerja Kementerian Keuangan. "Ada yang ingin dicapai dari kementerian-kementerian yang diputuskan dengan nomenklatur baru," ujarnya.
Selain Kementerian Keuangan, jabatan dengan dua wakil menteri dimiliki Kementerian Pendidikan. Julian memastikan keberadaan dua wakil menteri itu tidak akan tumpang-tindih.
Bertambahnya wakil menteri dalam jajaran kabinet Yudhoyono dinilai ahli komunikasi dan politik Tjipta Lesmana sebagai pemborosan. "Kabinet makin gemuk. Fasilitas wakil menteri hampir sama dengan menteri," ujarnya seusai diskusi "Dramaturgi Reshuffle" di Jakarta kemarin.
Dia menilai tidak perlu menambah wakil menteri karena sudah ada direktur jenderal atau pejabat eselon I yang selama ini membantu tugas menteri. Dia mencontohkan tambahan wakil menteri di Kementerian Pendidikan Nasional. "Kenapa mesti ada dua wakil kalau alasannya satu fokus budaya. Bukankah sudah ada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata," katanya. Tjipta menilai penambahan wakil menteri ini adalah contoh tidak bagus, sehingga dia yakin reshuffle kali ini akan gagal.
Julian menangkis pendapat yang menilai penambahan struktural baru itu sebagai pemborosan dan inefisiensi. Dia mencontohkan Kementerian BUMN. Kementerian ini, dia melanjutkan, membutuhkan penanganan yang lebih baik, seperti mencegah kebocoran anggaran atau efisiensi dalam penggunaan anggaran.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !