Demonstrasi Bersih 3.0 Serentak di Lima Wilayah

KUALA LUMPUR, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Tommy.

- Unjuk rasa gerakan yang menamakan dirinya Bersih 3.0 tak hanya dilakukan di ibu kota Kuala Lumpur, Malaysia. Setidaknya di lima negara bagian, polisi juga sibuk mengamankan jalannya aksi turun ke jalan ribuan orang menuntut pemilu bersih.

Di Kuantan, demonstran berkumpul di Taman Gelora pada pukul 14.00. Namun massa membubarkan diri 45 menit kemudian, setelah serangkaian pidato dan meneriakkan slogan-slogan pada aparat.

Menurut pimpinan kepolisian setempat, Mohd Jasmani Yusoff, penyelenggara tidak memiliki izin dari pihak berwenang untuk mengadakan unjuk rasa.

Di Ipoh, demonstran berkumpul di Taman Sultan Abdul Aziz.Mereka mulai berkumpul di taman, dikenal sebagai Ground Polo, dari pukul 11.00. Polisi berpakaian preman tampak berjaga-jaga, namun tak ada tindakan yang diambil. Massa membubarkan diri pukul 15.30.

Di Kota Kinabalu, pengunjuk rasa memaksa masuk ke Padang Merdeka. Mereka menduduki hanya sebagian kecil sisi lapangan dan menyanyikan lagu kebangsaan, sebelum mendengarkan pidato dari beberapa pemimpin kubu oposisi. Massa membubarkan diri dengan tertib pukul 16.30.

Mereka mengangkat spanduk dan meneriakkan slogan-slogan mendesak reformasi pemilu. Mereka hanya berkelompok di pinggiran lapangan, karena lapangan itu disegel aparat.

Aksi unjuk rasa juga terjadi di Malaka dan Johor Baru. Di kedua kota ini, aksi unjuk rasa juga berjalan tertib.

Komite pengarah Bersih, termasuk Datuk A. Samad Said dan Ambiga Sreenevasan, mengumumkan acara tersebut pada konferensi pers di Kuala Lumpur beberapa jam sebelum aksi unjuk rasa digelar. Ia menyatakan aksinya tak akan menggunakan cara kekerasan. Karena itu, ia juga berharap aparat tidak bertindak brutal.

Pada bulan Juli 2011, Bersih 2.0 juga melakukan unjuk rasa besar-besaran. Lebih dari 50 ribu warga Malaysia turun ke jalan diwakili oleh simpatisan Bersih, berbagai LSM, partai-partai oposisi, dan warga negara secara individu.

Pemerintah Malaysia menentang unjuk rasa itu dan menyebutnya sebuah 'pertemuan ilegal'. Pasukan polisi menembakkan meriam gas air mata dan air ke arah demonstran.