By: Bayu.
- Berlarut-larutnya rapat kerja pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, kemarin, membuat Menteri Keuangan Agus Martowardojo kesal.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini pun menggebrak meja lantaran anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat tak juga menyepakati pembahasan asumsi ekonomi makro.
"Bahan bakar minyak tidak jadi naik, tapi inflasi terjadi. Siapa yang menderita? Rakyat!" kata dia sambil menggebrak meja.
Sebelum insiden itu terjadi, Agus dan anggota Komisi Keuangan tengah membahas beberapa asumsi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, lifting minyak, serta nilai tukar rupiah.
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra meminta pemerintah memasukkan indikator kesejahteraan dan kemakmuran, seperti angka pengangguran dan kemiskinan, dalam asumsi makro.
Politikus PDI Perjuangan, Arif Budimanta, menyatakan indikator tersebut harus dihitung agar ada ukuran untuk menentukan realisasi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
"Selama ini pertumbuhan ekonomi tinggi tapi ukuran rakyat sejahtera apa? Banyak yang belum merasakan langsung pertumbuhan ekonomi," katanya.
Pernyataan itu menuai tanggapan beragam dan durasi rapat pun menjadi panjang. Agus yang tampak jengkel melakukan interupsi. Dia meminta DPR menyepakati penentuan asumsi makro terlebih dulu.
Sebab, menurut Menteri, indikator kemakmuran lebih berhubungan dengan alokasi anggaran yang seharusnya dibahas setelah asumsi makro ekonomi ditentukan.
Dia juga menyatakan harapannya agar rapat tak berlarut-larut seraya memaparkan kejadian 2012 saat terjadi inflasi lantaran DPR meminta kenaikan harga minyak masuk sebagai asumsi makro ekonomi.
"Sepakati dulu pembahasan ini, jangan melantur," ujarnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !