JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Bayu.
- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan rapor merah atas kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamammad Nuh. Mereka menilai sikap ngeyel pemerintah dalam memaksakan perubahan kurikulum merupakan sebuah kesalahan.
"Daripada ganti kurikulum lebih baik ganti menteri," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti di Kantor ICW, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Desember 2012. Ia menyatakan, perubahan kurikulum bukan obat untuk menyembuhkan penyakit kronis pendidikan.
Menurut dia, pemaksaan kurikulum baru yang akan diterapkan Juli 2013 merupakan bentuk kekerasan. Saat ini justru guru yang harus dibenahi. Sejak reformasi, kualitas pendidikan Indonesia terus menurun. Bahkan, katanya, kualitas pendidikan Indonesia di bawah Vietnam.
FSGI juga merekomendasikan agar pemerintah segera menghentikan berbagai kebijakan pendidikan yang berorientasi proyek. Pendidikan, kata dia, harus berorientasi pada peningkatan kapasitas murid, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Ia mencontohkan, pada 2008 Kementerian mengeluarkan kebijakan pengadaan buku digital dengan membeli hak cipta buku Rp 125 juta untuk 15 tahun. Namun, tahun depan pemerintah menganggarkan Rp 10 triliun untuk pengadaan buku baru dan dibagikan secara gratis.
Menteri Pendidikan Mohammad Nuh mengatakan, sebenarnya ia tak ingin mengubah kurikulum. Tapi, akan berisiko kalau pihaknya tak mengubah kurikulum, yakni hilangnya satu generasi dalam bonus demografi Indonesia.
Sesuai dengan pertumbuhan populasi, Indonesia sejak 2010 hingga 2035 sedang mengalami bonus demografi. Tapi ternyata dari hasil evaluasi Kementerian Pendidikan, kurikulum yang ada belum mampu mempersiapkan generasi untuk tiga dasawarsa lagi.
"Kalau terlambat, taruhannya ada sekitar 20 juta anak yang hilang atau satu tahun momen pembelajaran)," ujar Nuh. Angka 20 juta diambil dari empat jenjang pendidikan yang akan menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas 1,4,7 dan 10.
Sehingga akan ada empat jenjang pendidikan yang kehilangan kesempatan untuk menjadi sosok yang kreatif dan siap dengan tantangan zaman. Sebab, kurikulum 2013 diharapkan bisa membuat siswa jadi sering bertanya, menggunakan nalar, bereksperimen dan mampu mengkomunikasikan pendapatnya.
"Ini momentum, kalau tidak dimanfaatkan betul akan rugi," katanya. Maka Kementerian berusaha membuat kurikulum yang bisa digunakan tak hanya dalam satu periode kekuasaan seorang menteri. "Rasa-rasa bisa 15 tahun," kata Nuh.
By: Bayu.
- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan rapor merah atas kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamammad Nuh. Mereka menilai sikap ngeyel pemerintah dalam memaksakan perubahan kurikulum merupakan sebuah kesalahan.
"Daripada ganti kurikulum lebih baik ganti menteri," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti di Kantor ICW, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Desember 2012. Ia menyatakan, perubahan kurikulum bukan obat untuk menyembuhkan penyakit kronis pendidikan.
Menurut dia, pemaksaan kurikulum baru yang akan diterapkan Juli 2013 merupakan bentuk kekerasan. Saat ini justru guru yang harus dibenahi. Sejak reformasi, kualitas pendidikan Indonesia terus menurun. Bahkan, katanya, kualitas pendidikan Indonesia di bawah Vietnam.
FSGI juga merekomendasikan agar pemerintah segera menghentikan berbagai kebijakan pendidikan yang berorientasi proyek. Pendidikan, kata dia, harus berorientasi pada peningkatan kapasitas murid, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Ia mencontohkan, pada 2008 Kementerian mengeluarkan kebijakan pengadaan buku digital dengan membeli hak cipta buku Rp 125 juta untuk 15 tahun. Namun, tahun depan pemerintah menganggarkan Rp 10 triliun untuk pengadaan buku baru dan dibagikan secara gratis.
Menteri Pendidikan Mohammad Nuh mengatakan, sebenarnya ia tak ingin mengubah kurikulum. Tapi, akan berisiko kalau pihaknya tak mengubah kurikulum, yakni hilangnya satu generasi dalam bonus demografi Indonesia.
Sesuai dengan pertumbuhan populasi, Indonesia sejak 2010 hingga 2035 sedang mengalami bonus demografi. Tapi ternyata dari hasil evaluasi Kementerian Pendidikan, kurikulum yang ada belum mampu mempersiapkan generasi untuk tiga dasawarsa lagi.
"Kalau terlambat, taruhannya ada sekitar 20 juta anak yang hilang atau satu tahun momen pembelajaran)," ujar Nuh. Angka 20 juta diambil dari empat jenjang pendidikan yang akan menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas 1,4,7 dan 10.
Sehingga akan ada empat jenjang pendidikan yang kehilangan kesempatan untuk menjadi sosok yang kreatif dan siap dengan tantangan zaman. Sebab, kurikulum 2013 diharapkan bisa membuat siswa jadi sering bertanya, menggunakan nalar, bereksperimen dan mampu mengkomunikasikan pendapatnya.
"Ini momentum, kalau tidak dimanfaatkan betul akan rugi," katanya. Maka Kementerian berusaha membuat kurikulum yang bisa digunakan tak hanya dalam satu periode kekuasaan seorang menteri. "Rasa-rasa bisa 15 tahun," kata Nuh.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !