JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Tommy.
- Pengamat politik dari Indobarometer, M Qodari, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa jadi galau dengan penetapan Andi Alifian Mallarangeng menjadi tersangka. Tak tanggung-tanggung, Yudhoyono dia nilai galau tiga kali.
"Pertama, Andi itu Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, kedua Menteri dalam kabinet (Menteri Pemuda dan Olahraga), ketiga dia orang dekat SBY. Jadi SBY galau tiga kali," kata Qodari, dalam polemik "Korupsi Negeri Ini" di Warung Daun, Sabtu, 8 Desember 2012.
Karena itu, menurut Qodari, SBY berusaha menampilkan sosok tenang dan mengatur suaranya. Sosok Andi sebagai inner-circle Istana, mantan calon ketua umum yang didukung SBY, bahkan diduga dipersiapkan sebagai kandidat calon presiden, tentunya memberatkan hati Yudhoyono. "Ini bulan berat bagi SBY dan Demokrat," kata dia.
Langkah Andi mengundurkan diri pun dirasa tepat untuk menahan elektabilitas Demokrat. Penetapan status tersangka terhadap Andi menurunkan tingkat elektabilitas partai. Sambutan positif masyarakat atas mundurnya Andi, menahan, bahkan me-rebound tingkat keterpilihan Partai Demokrat. "Kalau tidak Demokrat bisa KO, terkapar," kata dia.
Presiden Yudhoyono dikabarkan pernah menahan permohonan pengunduran Andi. Andi memang dikabarkan sudah mengajukan permohonan pengunduran diri sejak namanya sering disebut terlibat dalam dugaan korupsi Sekolah dan Pusat Pelatihan Olahraga Hambalang. Namun, SBY belum mau mengabulkan jika belum ada penetapan tersangka.
"Paling aman, presiden memang menunggu status hukum karena sayang dengan Andi, jadi menunggu kepastian hukum. Andi pun sudah mengantisipasi," kata Qodari. "Jangan sudah keburu mundur, tetapi ternyata tidak ada masalah hukum, nanti nasi sudah menjadi bubur."
By: Tommy.
- Pengamat politik dari Indobarometer, M Qodari, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa jadi galau dengan penetapan Andi Alifian Mallarangeng menjadi tersangka. Tak tanggung-tanggung, Yudhoyono dia nilai galau tiga kali.
"Pertama, Andi itu Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, kedua Menteri dalam kabinet (Menteri Pemuda dan Olahraga), ketiga dia orang dekat SBY. Jadi SBY galau tiga kali," kata Qodari, dalam polemik "Korupsi Negeri Ini" di Warung Daun, Sabtu, 8 Desember 2012.
Karena itu, menurut Qodari, SBY berusaha menampilkan sosok tenang dan mengatur suaranya. Sosok Andi sebagai inner-circle Istana, mantan calon ketua umum yang didukung SBY, bahkan diduga dipersiapkan sebagai kandidat calon presiden, tentunya memberatkan hati Yudhoyono. "Ini bulan berat bagi SBY dan Demokrat," kata dia.
Langkah Andi mengundurkan diri pun dirasa tepat untuk menahan elektabilitas Demokrat. Penetapan status tersangka terhadap Andi menurunkan tingkat elektabilitas partai. Sambutan positif masyarakat atas mundurnya Andi, menahan, bahkan me-rebound tingkat keterpilihan Partai Demokrat. "Kalau tidak Demokrat bisa KO, terkapar," kata dia.
Presiden Yudhoyono dikabarkan pernah menahan permohonan pengunduran Andi. Andi memang dikabarkan sudah mengajukan permohonan pengunduran diri sejak namanya sering disebut terlibat dalam dugaan korupsi Sekolah dan Pusat Pelatihan Olahraga Hambalang. Namun, SBY belum mau mengabulkan jika belum ada penetapan tersangka.
"Paling aman, presiden memang menunggu status hukum karena sayang dengan Andi, jadi menunggu kepastian hukum. Andi pun sudah mengantisipasi," kata Qodari. "Jangan sudah keburu mundur, tetapi ternyata tidak ada masalah hukum, nanti nasi sudah menjadi bubur."
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !