JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.
- Partai Demokrat secara institusi tidak pernah mengeluarkan pernyataan PKS tidak Islami dan kekanak-kanakan. Itu hanya pendapat pribadi.
Demikian disampaikan Wakil ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua, di Jakarta, kemarin.
“Saya harus meluruskan, pernyataan beberapa kader kami itu adalah pendapat pribadi. Hubungan antar partai koalisi harus tetap menjadi acuan untuk mendukung kebijakan pemerintah SBY ke depan,” paparnya.
Seperti diketahui, Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengkritik sikap PKS yang ragu ingin keluar atau tetap di koalisi. Ramadhan menilai, apabila mau berkoalisi harus konsisten. Kalau bermain dua kaki, sangat tidak Islami.
Max Sopacua selanjutkan mengatakan, semua harus berpikir dingin dalam menyikapi permasalahan reshuffle kabinet yang sudah dilakukan Presiden. Jangan sampai pernyataan tersebut membuat friksi semakin tajam di dalam koalisi.
“Kami mengharapkan PKS bersama-sama membangun koalisi. Sebab, koalisi ini punya niat yang sama sejak dibentuk tahun 2004,” kata anggota Komisi I DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa kader yang mengeluarkan pernyataan itu akan ditegur?
Intinya saya ingin sampaikan, pendapat yang seolah-olah menimbulkan friksi di dalam koalisi adalah pendapat pribadi, bukan atas nama partai. Terus terang saja, saya banyak mendapat pertanyaan yang intinya menanyakan kenapa PKS dibilang tidak Islami dan lain-lain.
Apa hubungan PKS dan Demokrat tetap baik?
Teori partai politik bukan hanya membenahi ke dalam internal partai kita saja. Tapi bagaimana kita bisa menjaga hubungan baik sesama partai.
Kami tidak membanding-bandingkan kalau partai kami dikurangi kursi menteri di kabinet, maka parpol lain juga dikurangi. Kami tidak berpendapat seperti itu.
PKS pernah menuding reshuffle dijadikan sebagai fund raising?
Saya sudah berbicara dengan Pak Hidayat Nurwahid mengenai hal itu, kami menganggap itu pendapat pribadi. PKS tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Saya kira kita harus menjaga kondisi koalisi tetap kondusif. Kalau kita saling berbalas pantun, persoalan tidak akan habis. Jangan sampai membuat hubungan antar partai menjadi retak.
Lalu sikap Demokrat pada pihak yang menyerang SBY?
Kami memilih cara elegan, menjawab kritikan itu dengan argumentasi yang kuat. Misalnya Rabu (19/10) di Metro TV saya adu argumen dengan Pak Syafii Ma’arif. Saya bisa bertahan, sehingga banyak yang mengapresiasi.
Saya mengatakan, sangat mengapresisasi apa yang dilakukan Pak Syafii dan teman-teman dari forum lintas agama. Walau umur tidak muda lagi, mereka masih memikirkan bangsa. Ini kan bagaimana kita menyampaikan solusi dan menjawab pertanyaan dengan elegan, bukan dengan cara frontal.
Apa koalisi akan pecah kalau terus-terusan ada friksi?
Saya tidak berpikir sampai ke arah itu. Tapi bagaimana kita menjaga semua kondisi pemerintahan dengan baik. Kita hormati pendapat semua orang yang merasa tidak senang dengan pengurangan jatah menteri, itu wajar saja.
Semua partai politik akan berpikir Pemilu 2014, sehingga mereka tidak akan berbuat sesuatu yang merugikan. Begitu juga dengan PKS.
Reshuffle kabinet dianggap tidak mengakomodir kepentingan PKS?
Tidak bisa kita lihat siapa yang diakomodir, dan siapa yang tidak diakomodir. Presiden menginginkan agar semua legowo untuk membangun koalisi yang lebih baik lagi.
Pak Anas Urbaningrum menyarankan agar pengurangan kursi menteri jangan menjadi friksi. Tapi harus disikapi dengan pemikiran jauh ke depan, yakni bagaimana kita membangun bangsa.
Saya tidak setuju dengan teman-teman yang pendapatnya mempertajam friksi antara PKS dan Demokrat.
Apa yang diharapkan Partai Demokrat terhadap koalisi?
Koalisi ini punya harapan yang sama, mendukung kebijakan pemerintah ke depan agar lebih baik. Siapapun akan berpikir untuk 2014. Tapi harus berbuat sesuatu untuk rakyat, itulah yang menjadi tujuannya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !